
Jika Anda pernah berbicara dengan
konselor karier, atau menghabiskan banyak waktu untuk mencari pekerjaan,
mungkin Anda sering mendengar tentang hard skill dan soft skill. Apakah Anda sudah mengerti tentang hard skill? Apa perbedaan Antara hard skill dengan soft skill? Berikut penjelasannya seperti disarikan dari Thebalance.com.
1. Hard skill
Hard skill adalah keahlian utama yang dibutuhkan dalam suatu pekerjaan. Biasanya, perusahaan mencantumkan persyaratan hard skill pada iklan lowongan kerja. Dengan memiliki hard skill
yang sesuai permintaan perusahaan, maka Anda bisa mengerjakan tugas di
kantor dengan baik. Anda mendapat keahlian utama melalui pendidikan
formal dan berbagai program pelatihan, misalnya, universitas, kursus
singkat, program sertifikasi, termasuk pelatihan dari kantor itu sendiri.
Hard skill mencakup pengetahuan dan keahlian spesifik yang dibutuhkan seseorang agar bisa sukses dalam pekerjaan. Beberapa contoh hard skill
antara lain pemrograman komputer, desain web, menulis, akunting,
keuangan, matematika, hukum, dan keterampilan lainnya terkait pekerjaan.
Hard skill bisa dipelahari, dievaluasi, dan diukur. Pada saat proses perekrutan dan wawancara kerja, perusahaan akan membandingkan hard skill
satu kendidat dengan calon pegawai lainnya. Di beberapa industri,
bahkan perusahaan melakukan tes hard skil untuk megetahui apakah pelamar
kerja benar-benar punya keahlian seperti yang ditulis di resume. Lalu,
pada saat seseorang sudah masuk kerja, maka atasan akan mengevaluasi hard skill pegawai. Apakah keahlian seseorang sudah berkembang sehingga bisa mendapat promosi atau justru harus dimutasi?
2. Soft skill
Sementara itu, soft skill adalah atribut dan ciri kepribadian seseorang yang memengaruhi hubungan interpersonal di tempat kerja. Di dunia kerja, soft skill juga sama pentingnya dengan hard skill. Beberapa jenis soft skill yaitu karakteristikk seperti kepemimpinan, empati komunikasi, hingga etika.
Perusahaan tidak selalu mencantumkan soft skill
di iklan lowongan kerja, kecuali untuk pekerjaan tertentu. Misalnya,
untuk pekerjaan terkait hubungan masyarakat, perusahaan akan menuliskan
syarat: bisa berkomunikasi dengan baik. Untuk mencari tahu lebih jauh
tentang soft skill yang dibutukan perusahaan, calon pegawai
bisa melakukan penelitian kecil-kecilan misalnya dengan menyelami situs
web perusahaan atau bertanya dengan pegawai yang sudah bekerja.
Seorang pegawai bisa memelajari hard skill dari mentor di kantor. Kemudian, manajemen bisa mengukur perkembangan keterampilannya berdasarkan hasil pekerjaan. Adapun soft skill
tidak bisa dipelajari dengan hafalan. Kemampuan ini lebih kompleks dan
melibatkan kecerdasan emosional dan empati. Keterampilan tersebut
mungkin tidak bisa diajarkan oleh mentor. Tapi, perusahaan bisa saja
memanggil instruktur khusus agar bisa meningkatkan soft skill pegawai.
Pada akhirnya, hard skill dan soft skill
sama-sama penting. Jika menguasai keduanya, maka Anda bisa bisa
mengerjakan pekerjaan dengan baik di dunia nyata. Agar Anda bisa
mendapat pekerjaan di kantor impian, maka asah hard skill dan soft skill yang dibutuhkan perusahaan.
Komentar
Posting Komentar